Arifin
C. Noer
Dilahirkan
di Cirebon tanggal 10 Maret 1941, Arifin C. Noer memulai kiprahnya dalam dunia
seni sejak kecil. Minatnya pada kesenian telah tumbuh sejak masih duduk di
bangku SMP. Ia mengarang cerpen dan puisi, lalu mengirimkannya ke majalah
mingguan yang terbit di Cirebon dan Bandung . Honor yang
diperoleh dari menulis ia pergunakan untuk membeli buku-buku sastra, terutama
kisah petualangan yang sangat di sukainya. Komedi Manusia karya William Saroyan
merupakan salah satu buku yang sangat berkesan baginya saat
itu.
Sejak
tahun 1957 secara berkala ia mengirimkan karya-karyanya berupa puisi dan naskah
sandiwara untuk kebutuhan RRI Cirebon. Aktivitas kesenian dia lakukan selepas
sekolah dan setelah membantu Pak Adnan ayahnya mengipasi sate di warung makan
milik keluarganya. Dua kali seminggu dia berlatih sandiwara dan menyanyi di
bawah bimbingan Mus Mualim, salah satu musisi andal negeri ini. Kegiatan yang
sempat membuat namanya tercatat sebagai juara lomba menyanyi seriosa tingkat
daerah. Setamat SLA ia melanjutkan studinya di Universitas Cokroaminato Solo,
dimana ia bergabung dengan Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro. Pada
periode ini lahir karya-karya seperti Sumur Tanpa Dasar, Ia Telah Datang
Ia Telah Pergi dan
Mega-Mega.
Tahun
1968, ia hijrah ke Jakarta dan mendirikan Teater Ketjil. Pada
periode ini lahir sejumlah karya seperti Kapai-kapai, Kisah Cinta Dll, AA
II UU, serta pentalogi Orkes Madun : Madekur dan Tarkeni,
Umang-Umang, Sandek Pemuda Pekerja, Dalam Bayangan Tuhan dan
Ozone. Naskah-naskahnya serta-merta menarik minat teaterawan dari
generasi yang lebih muda, sehingga di mana-mana orang mementaskan karya Arifin C
Noer. Banyak karya Arifin yang kemudian diterjemahkan ke bahasa lain seperti
Inggris, Swedia, Prancis, Belanda, Flams dan Cina dan di pentaskan di berbagai
Negara seperti Malaysia, Amerika, Australia, negara-negara Benelux, Singapura
dan Swedia oleh kelompok teater setempat.
Sebagai
pekerja seni, Arifin C Noer memberi sumbangan yang besar bagi perkembangan seni
peran di Indonesia . Karya-karya tulisnya
berupa naskah lakon yang kemudian disutradarainya dan dipentaskan oleh Teater
Ketjil yang dipimpinnya, membuktikan kedudukannya sebagai salah satu pencetus
bentuk teater modern. Kiprahnya sebagai sutradara kemudian membawanya pula ke
dunia layar perak. Pada kurun 70-an skenarionya seperti Pemberang,
Rio Anakku dan Sanrego
menangguk penghargaan. Sutradara terbaik versi FFI diperolehnya melalui film
Serangan Fajar dan Taksi yang mengukuhkan namanya
sebagai salah satu seniman terpenting di Indonesia . Karya-karyanya juga
mengambil peran di berbagai festival Internasiona dan Indonesia . Teater Timur yang dipahami
orang barat, seluruh bahasanya sendiri
Pada
tahun 1967 salah satu karyanya, Mega-Mega mendapatkan hadiah
sebagai lakon sandiwara terbaik dari Badan Pembina Teater Nasional Indonesia (BPTNI). Ia juga sempat
menerima Anugrah Seni dari pemerintah RI (1971) dan Sea Write Award dari
Kerajaan Thailand (1990) untuk bidang sastra.
Ditambah sejumlah penghargaan lain dari bidang film, lengkaplah Arifin sebagai
tokoh dari sejumlah bidang seni. Belum lagi sumbangannya berupa pemikiran yang
dituangkan dalam tulisan-tulisan, baik yang dimuat dalam media massa maupun diperbanyak
sebagai materi workshop, seminar dan lokakarya.
Pada
tanggal 28 Mei 1995 Arifin C Noer meninggal dunia karena sakit lever dan kanker.
Beberapa karyanya tak sempat terselesaikan, namun kegelisahannya terus hidup
sebagai inspirasi bagi para penerusnya di jagad kesenian Indonesia .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar